Wednesday 21 February 2018

Anastesi pada Laparoskopi Operatif

Posted by Bundamedik Healthcare System | 09:05 Categories:
Apapun jenis atau cara pemberiannya, tindakan pemberian anestesi ini tidak boleh di anggep ringan. Apabila tindakan dan cara pemberian anastesi tidak benar, dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan. Kaidah-kaidah ilmu anastesi harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh, sama halnya dengan kaidah-kaidah yang lazimnya digunakan pada operasi laparotomi.

Anastesi local
Laparoskopi operatif yang tidak memerlukan waktu lama dan intervensi yang berat, dapat dilakukan dalam anastesi local, seperti pemasangan cincin tuba atau klip tuba pada tindakkan sterilisasi. Cukup banyak keuntungan pemberian anastesi lokal ini, antara lain waktu rawat dapat dipersingkat dan efek samping yang ringan. Konsep atau istilah volonelgesia yaitu vocal,dapat berkomunikasi dengan pasien pada saat operasi ; lokal, dengan menggunakan sediaan anastesi lokal yang relative murah antara lain lidokain 0,5% 20-40 ml, untuk memati rasa kulit disekitar tusukkan trokar : volo, bahasa latin yang artinya ingin, pasien ingin sadar, terutama pada pasien yang takut tidur; dan penggunaan sediaan nuetroleptanalgesia, antara lain diazepam atau meperidim atau sejenisnya; sangat menguntungkan, aman, dan banyak digunakan dalam cara pemberian anastesia lokal pada laparoskopi operatif.

Beberapa operator, walaupun hal ini tidak perlu benar, menyuntikkan anastesi paraservikal apabila diperlukan intervensi pada uterus, terutama sebelum memasukkan kanula manipulator uterus. Beberapa operator menyemprotkan (spay) juga anastasi lokal pada tuba, sebelum dilakukan pemasangan cincin tuba atau klip tuba. Semua cara pemberian anastesi lokal tersebut bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit, selama dan pasca operasi. Pemberian neuroleptanalgesia bertujuan untuk menghilangkan ansietas, dan juga bersifat ansedatif. 

Pemberian sediaan ini sebaiknya melalui intravena, yang sebelumnya telah terpasang infuse dekstrosa 5%. Dapat diberikan diazepam (valium) 5mg, dan kemudian meparidin (demoral) 25-50 mg, intravena perlahan-lahan. Apabila pemberian sediaan ini tidak didampingi oleh spesialis anastesi, dianjurkan selama operasi pemberian diazepam tidak melebihi 10 mg, dan meperidin 100 mg. Sediaan lain yang dapat digunakan antara lain fentanil yang dapat dikombinasikan dengan droperidol.apabila sediaan ini digunakan, pemantauan kardiovaskular perlu diperhatikan lebih baik dan kadang kala diperlukan pemberian oksigen bagi pasien.

Anastesi regional
Anastesi regional (kaudal, epidural, atau blok spinal), hanya digunakan apabila anastesi inhalasi merupakan kontraindikasi. Beberapa efek samping yang kurang disenangi dalam pemberian anastesi regional antara lain dapat terjadi vasodilatasi dan hipotensi yang mendadak. Cara anastesi ini untuk tindakkan laparoskopi telah banyak ditinggalkan.

Anastesi umum
Anastesi uuntuk semua operasi hanya aman apabila ditangani oleh spesialis anastesi. Anastesi umum dapat digunakan dengan kaidah-kaidah ilmu anastesi biasanya untuk tujuan laparoskopi operatif. Apabila digunakan kanulaendotrakheal, sebaiknya dipasang kanula nasogastri untuk mencegah distensi gaster. Pada saat pemasangan trokar, apabila terdapat distensi gaster, akan dapat melukai dindingnya. Apabila terjadi perforasi gaster yang tidak dikenal, dapat mengakibatkan abdomen akut pasca operasi. 

Kadangkala diperlukan pernapasan bantu (assisted respiration), terutama pada operasi laparoskopi dalam posisi trendelenburg, oleh karena diafragma mendesak paru ke atas. Hal ini yang perlu diperhatikan pada pemberian anastesi umum ialah kejadian asidosis, terutama pada oprasi yang lama, dengan menggunakan gas CO2 yang cukup banyak untuk maksud maintenance pneumoperitoneum. Dalam hal ini pemantauan kondisi kardiovaskular perlu lebih diperhatikan. Asidosis yang tidak dikoreksi dan berlangsung lama dapat mengakibatkan henti jatung (cardiac arrest).



















0 comments:

Post a Comment

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Youtube